MODEL PEMBELAJARAN TANDUR

Model pembelajaran TANDUR adalah penerapan dari Quantum Teaching yang cocok untuk mata pelajaran apapun, dan apapun tingkat kelasnya. Dan model ini menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat dalam setiap pelajaran ( DePoter dalam Nilandari, 2008). Dengan membuat siswa menyukai pelajaran akan mempermudah proses pembelajaran karena siswa tidak merasa dipaksa dalam belajar. Berikut langkah – langkah dalam pembelajaran TANDUR :
1.      Tumbuhkan (Enroll)
        Kaitkan siswa dengan pernyataan pembuka yang dapat membangkitkan minat siswa serta gambaran garis besar tentang materi yang akan disajikan. Beri siswa pandangan tentang apa yang terjadi yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan tanpa terlalu banyak mengemukakan teori. Mengajak siswa mengadakan hubungan untuk merangsang rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Upaya – upaya yang dapat dilakukan guru adalah :
  • Menghubungkan materi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan materi yang akan disajikan.
  • Mencapai tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari ( dalam hal tertentu, tujuan dapat dirumuskan bersama – sama dengan siswa ).
  • Menyampaikan langkah- langkah yang akan dilakukan dan tugas – tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
  • Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan disajikan.
  • Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari maupun untuk menjajagi kemampuan awal siswa terkait materi yang akan dipelajari.

       Dengan melakukan hal – hal diatas akan muncul ketertarikan dan rasa keingintahuan siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar sisawa dan membuat proses belajar lebih menyenangkan.

2.      Alami (Experience)
       Alami merupakan tahap saat guru menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti oleh semua siswa dan menciptakan rasa ingin tahu pada diri siswa. Tahap ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki dan menciptakan pemahaman konsep yang baru pada siswa. Tahap alami bias dilakukan dengan pengamatan atau praktikum. Pengalaman yang rill umumnya lebih mudah diingat daripada pengalaman buatan, tetapi hal itu tidak mutlak. Keduannya saling melengkapi satu sama lain, dan efektifitasnya dapat ditingkatkan dengan berbagai metode.

3.    Namai (Label)
         Berikan data pada saat siswa berada pada puncak rasa keingintahuannya dan diskusikan relevansinya dengan kehidupan siswa. Jelaskan pelajaran setelah siswa mendapat pengalaman sehingga siswa mempunyai keinginan untuk member nama, menghubungkan dan mendefinisikan pelajaran baru. Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal karena banyak hal yang kita ingat akan hilang setelah beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semua materi. Untuk mengingatnya siswa harus mampu mengolah dan memahaminya. Karena siswalah yang harus menata apa yang mereka dengar dan mereka lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna.      
      4.       Demonstrasikan (Demonstrate)
      Sediakan kesempatan kepada siswa untuk menerjemahkan dan mengaplikasikan pengetahuan baru mereka terhadap situasi lain. Berikan kegiatan demonstrasi tambahan bagi siswa dan bangun kepercayaan diri mereka. Pada tahap ini guru memberikan waktu yang cukup luas untuk siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru mereka terima. Kegiatannya dapat berupa : siswa berlatih mengerjakan soal secara mandiri atau kelompok, menampilkan proses kerjadari sebuah praktikum sampai menemukan konsep, memberikan pendapat dan saran, tampil didepan memimpin diskusi, dan berbagai macam cara untuk mengaplikasikan dan menampilkan kemampuan berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki.
5.      Ulangi (Review)
            Eratkan pengetahuan yang telah didapat tersebut dalam fikiran siswa. Ulangi untuk memperkuat hubungan- hubungan saraf yang dapat meningkatkan ingatan. Tunjukkan kepada siswa cara- cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. Beberapa hal yang harus diperhatiakan guru dalam memberikan penguatan, yaitu :
  • Hidari respon negative pada jawaban siswa.
  • Penguatan harus segera setelah suatu kompetensi ditampilkan.
  • Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.

     Dengan demikian, proses yang terjadi selama pembelajaran tidak mudah dilupakan oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh proses akhir yang mengesankan.

6.      Rayakan (Celebrate)
     Penutupan pelajaran dengan suatu perayaan menimbulkan perasaan bangga, ketekunan dan kesuksesan. Bentuk penghargaan itu tentu bervariasi, pada intinya siswa merasa bangga bahwa apa yang mereka lakukan tidak sia-sia dan sangat berarti sehingga menimbulkan minat dan semangat yang baru ketika mereka mengikuti pelajaran berikutnya pada kesempatan yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMPUS YANG BERKUALITAS

JENIS-JENIS ICE BREAKING DALAM PEMBELAJARAN